Laman

Thursday, 7 January 2016

Pemuda dan Persekutuan


Di dalam GKPS (Gereja Protestan Kristen Protestan) dikenal berbagai seksi yang berperan di dalam pelayanannya, yaitu Seksi Sekolah Minggu, Seksi Pemuda, Seksi Wanita, Seksi Bapa. Di dalam persekutuan terdapat berbagai potensi-potensi yang dimiliki oleh jemaat. Dengan adanya kerjasama yang baik diantara jemaat di tiap seksi maka akan terwujud hasil kerja yang baik. Menurut saya bahwa dengan adanya pesekutuan yang baik maka akan terwujud kerja sama yang baik yaitu kerja sama untuk menyatukan potensi-potensi yang dimiliki oleh tiap jemaat untuk mewujudkan tugas panggilan gereja.

Khususnya di dalam kepemudaan, hal itu juga berlaku, yaitu bahwa dengan adanya persekutuan yang baik maka akan terwujud kerja sama yang baik untuk mewujudkan tugas panggilan gereja. Perlu kita ketahui bahwa pemuda sangat berperan di dalam pelayanan gereja, maka oleh karena itu pemuda harus bisa menciptakan persekutuan yang baik di tengah-tengah gereja sehingga bisa menjalin hubungan kerja sama yang baik diantara pemuda yang terdapat di dalam jemaat. Pemuda juga tidak bisa menutup diri terhadap lingkungan sekitarnya, khususnya terhadap seksi-seksi yang terdapat di dalam lingkungan gereja. Pemuda harus terbuka terhadap yang lainnya, sebagai contoh nyatanya adalah terbuka terhadap seksi Sekolah Minggu. Para pemuda harus bisa menjadi contoh yang baik terhadap adik-adik mereka, dan bahkan pemuda harus terlibat di dalam pelayanan yang ada di dalam gereja. Pemuda menjadi teladan bagi adik mereka, pemuda bisa menjadi guru Sekolah Minggu, terlibat di dalam pelaksanaan kebaktian-kebaktian yang dilaksanakan dan juga terlibat di dalam pelayanan atau pun juga bisa ikut di dalam pembinaan rohani.

Dengan terlibatnya pemuda di dalam kegiatan-kegiatan yang ada maka akan ada suatu kebiasaan yang baik, yaitu mampu berkomunikasi dengan orang di sekitarnya, beradaptasi dengan orang-orang dilingkungannya. kebiasaan yang baik seperti itu akan menjadi sebuah karakter yang tertanam di dalam diri pemuda tersebut yaitu karakter yang melayani. keuntungan yang lain adalah ketidak”gamang”an pemuda tersebut untuk menempuh ke arah yang lebih besar lagi yaitu masuk di dalam seksi Bapa ataupun Seksi Wanita. Pemuda gereja harus bisa mempersiapkan dirinya di dalam menghadapi tugas dan tanggung jawabnya sebagai pemuda dan tentunya sebelum dia menempuh ke arah yang lebih dewasa lagi yaitu menjadi seorang bapak atau ibu.

Dengan dibinanya suatu persekutuan yang kuat di dalam gereja maka pemuda tersebut akan mampu menjadi seorang pemimpin yang baik dan mampu bekerja sama dengan sesamanya di lingkungannya. Perlu kita ketahui bahwa di negara Jerman sejak adanya era industrialisasi maka gereja menjadi kosong, tidak ada persekutuan diantara pemuda. Mengapa? karena di dalam kurun waktu yang sangat lama, yaitu sejak adanya modernisasi gereja tidak ikut mempersiapkan dirinya untuk memasuki jaman yang dinamakan era industriliasasi dan era globalisasi.

Sungguh sangat menyedihkan ketika calon pemegang kepemimpinan di masa depan tidak pernah mengikuti persekutuan di dalam gereja. Penjelasan saya di atas menjadi suatu motivasi bagi kita pemuda agar kita bisa merasa tertantang untuk menghadapi kenyataan di jaman sekarang ini dan juga menyadari tugas dan tanggung jawab kita sebagai pemuda gereja khususnya di dalam persekutuan. Apakah kita mau menjadi pemuda gereja yang terberkati dan menjadi berkat bagi orang lain….??

Bobby Purba

No comments:

Post a Comment