Laman

Wednesday 31 July 2013

Frances Jan Van Alystine (Fanny Crosby)

Tentang kebutaannya, Fanny berkata:
"Tampaknya ini adalah suatu anugerah Tuhan bahwa aku harus buta seumur hidup, dan aku berterimakasih untuk hal ini. Jika kesempurnaan penglihatan duniawi ini ditawarkan kepadaku besok, aku tidak akan menerimanya. Aku mungkin tidak akan bisa menyanyikan himne untuk memuji Tuhan, jika aku telah tertarik pada hal-hal yang indah yang menarik dalam diriku."
"Jika aku punya sebuah pilihan, aku akan tetap memilih untuk tetap buta... karena ketika aku mati, wajah pertama yang akan kulihat adalah wajah Juruselamatku."
Frances Jane Crosby lahir di keluarga keturunan Puritan yang kuat, pada 24 Maret 1820. Saat bayi, dia menderita infeksi mata dan dirawat oleh seorang dokter yang tidak cakap yang mengolesi pasta panas pada kelopak matanya yang memerah dan meradang. Infeksinya sembuh, tetapi berakibat pada matanya dan Fanny menjadi buta seumur hidupnya. Beberapa bulan kemudian, ayah Fanny sakit dan akhirnya meninggal. Mercy Crosby, menjadi janda pada umur 21 tahun, mencari nafkah sendiri sebagai pembantu rumah tangga, sedangkan Fanny diasuh oleh neneknya, Eunice Crosby.
Neneknya mengajar dia sendiri dan menjadi mata bagi gadis kecil itu, dengan bersemangat menjelaskan tentang fisik dunia. Pengajaran yang sangat cermat dari neneknya menolong membangun kemampuan deskriptif Fanny, dia juga memelihara rohani Fanny. Dia membaca dan dengan cermat menjelaskan tentang Alkitab kepada Fanny dan selalu menekankan pentingnya berdoa. Ketika Fanny tertekan karena tidak dapat belajar seperti anak-anak yang lainnya, neneknya mengajar dia untuk berdoa kepada Tuhan untuk diberi pengetahuan.
Pemilik rumah Crosby juga memiliki peran penting untuk perkembangan Fanny. Ibu Hawley membantu Fanny untuk menghafal ayat Alkitab dan gadis muda ini sering belajar lima pasal setiap minggu. Dia tahu Kitab-kitab Taurat, Kitab Injil, Amsal, Kidung Agung, dan beberapa inti kitab Mazmur. Dia membentuk daya ingat yang sering membuat heran teman-temannya, tetapi Fanny percaya bahwa dia tidak berbeda dari teman-temannya yang lain. Kebutaannya benar-benar telah memaksa dia untuk lebih membangun daya ingatnya dan daya konsentrasinya. Kebutaan tidak pernah membuat Fanny mengasihani diri sendiri dan dia tidak memandang kebutaan sebagai sesuatu yang mengerikan. Pada usia 8 tahun dia mengarang ayat sederhana ini:
"Oh, what a happy child I am, although I cannot see! I am resolved that in this world contented I will be! How many blessings I enjoy that other people don't! So weep or sigh because I'm blind, I cannot - nor I won't."
Pada tahun 1834 Fanny belajar di New York Institute for the Blind (Institut New York untuk orang buta) dan dia tahu bahwa ini adalah jawaban doanya atas pendidikan. Dia masuk ke sekolah itu ketika dia berumur 12 tahun dan mengajar di sana selama 23 tahun. Dia menjadi seperti seorang yang terkenal di sekolah dan diminta untuk menulis puisi-puisi di hampir setiap ada kesempatan.
Pada 5 Maret 1858, Fanny menikahi dengan Alexander Van Alystyne, mantan murid di institut dan saat itu mengajar di sana sebagai seorang profesor. Dia adalah salah seorang musisi yang dianggap sebagai salah satu pemain organ terbaik di daerah New York. Fanny sendiri adalah pemain harpa yang handal, memainkan piano, dan memiliki suara sopran yang bagus. Meskipun sudah menjadi wanita yang lanjut usia (Fanny hidup hingga berusia 95 tahun), Fanny masih duduk di depan piano dan memainkan berbagai karya musik klasik dari himne sampai "ragtime". Bahkan kadang-kadang dia juga memainkan himne tua dengan gaya jazz.
Setelah dia menikah, Fanny meninggalkan institut dan dalam beberapa tahun dia menemukan pekerjaan yang benar-benar dia inginkan, yaitu menulis himne. Dia membuat kesepakatan dengan penerbit Bigelow dan Main untuk menulis tiga himne setiap minggu untuk dipakai di publikasi sekolah minggu mereka. Kadang-kadang Fanny menulis enam atau tujuh himne setiap hari. Meskipun Fanny dapat menulis puisi yang rumit dan mengarang musik klasik, himne-himnenya bertujuan untuk membawa pesan Injil kepada semua orang yang tidak mau mendengarkan khotbah. Kapan pun dia menulis sebuah himne, dia berdoa agar Tuhan menggunakan himne tersebut untuk membawa banyak jiwa kepada-Nya.
Pada masanya, tim misionaris Dwight L. Moody dan Ira D.Sankey secara efektif memperkenalkan himne Fanny Crosby's kepada orang banyak. Saat ini, beberapa dari himnenya terus membawa banyak jiwa kepada Juruselamat mereka, baik untuk keselamatan maupun penghiburan: "Blessed Assurance"; "All the Way My Savior Leads Me"; "To God Be the Glory"; "Pass Me Not, O Gentle Savior"; "Safe in the Arms of Jesus"; "Rescue the Perishing"; "Jesus, Keep Me Near the Cross"; "I Am Thine, O Lord"; dan masih banyak lagi lainnya.
Meskipun himne yang ditulisnya mengalami kemunduran pada tahun-tahun terakhir, hampir sampai pada hari kematiannya pada tahun 1915, Fanny aktif membahas pekerjaan** dan pelayanan misi kepada penduduk miskin di Amerika. Dia mencoba membawa orang-orang kepada Juru Selamatnya tidak hanya melalui himnenya tetapi juga melalui kehidupan pribadinya yang baik. Apa yang terjadi ketika Fanny meninggal? Mungkin salah satu dari himne terakhirnya ini yang paling tepat menceritakannya:
"When my lifework is ended and I cross the swelling tide,
When the bright and glorious morning I shall see,
I shall know my Redeemer when I reach the other side,
And His smile will be the first to welcome me.
I shall know Him, I shall know Him,
And redeemed by His side I shall stand!
I shall know Him, I shall know Him
By the print of the nails in His hand."
Fanny Crosby kemungkinan menjadi penulis himne terbanyak di sepanjang sejarah, ia menulis lebih dari 8.000 himne. Kurang lebih dua ratus nama pena yang berbeda diberikan untuk karya-karyanya oleh para penerbit buku-buku himne sehingga masyarakat tidak tahu bahwa dia telah menulis sedemikian banyaknya. Dia menulis kurang lebih tujuh himne atau puisi dalam sehari. Pada beberapa kesempatan, ketika mendengar sebuah lagu himne yang belum pernah dikenalnya, dia akan menanyakan tentang pengarangnya, dan ternyata himne tersebut adalah salah satu dari karya miliknya!

Seandainya Anda mengambil lima belas himne dan menumpuknya satu per satu. Campurkanlah semuanya, itulah sejumlah himne yang ditulis Fanny sepanjang hidupnya! Tentu saja, beberapa di antaranya saat ini telah terlupakan, tetapi sebagian besar masih menjadi favorit orang-orang Kristen di seluruh dunia. Selama hidupnya, Fanny Crosby adalah salah satu wanita terkenal di Amerika Serikat dan seorang Kristen yang kuat, yang warisan kesetiaannya kepada Tuhan ditunjukkan melalui himne yang dinyanyikan sepanjang seluruh kekekalan. (t/Kristin)
Diterjemahkan dari:
Nama situs
:
Eaec.org
Judul asli artikel
:
Fanny Crosby
Penulis
:
tidak dicantumkan
Alamat URL
:

Sumber: Bio-Kristi 47

Monday 29 July 2013

Microsoft Akui Tabletnya Gagal



Dari segi penjualan kita ketahui bahwa tablet  Surface besutan Microsoft adalah mengecewakan, hal ini juga tidak dipungkiri oleh bos Microsoft.
Ia mengungkapkan bahwa penjualan perangkat-perangkat Windows tak sesuai dengan keinginan mereka. Perlu juga kita ketahui bahwa tablet Surface dari Microsoft sebelumnya diperkirakan menjadi pesaing berat dari iPad. Kenyataan mengungkapkan bahwa walaupun telah mempunyai fitur-fitur yang inovatif  yang tidak mempunyai lawan – sebut saja cover keyboard dan kemampuan membaca storage USB – Surface tetap saja masih gagal di dalam menarik perhatian pembeli.
Padahal di lain kondisi juga Microsoft juga telah melakukan berbagai usaha supaya penjualan Surface ini meningkat, mulai dari kampanya pemasaran besar-besaran, membuat iklan yang mengolok-olok iPad, hingga melakukan pemangkasan harga.
Menurut informasi yang penulis dapat bahwa  di kuartal pertama tahun ini, Microsoft baru berhasil menguasai 2,8 persen pangsa pasar tablet dengan jumlah pengkapalan sekitar 900 ribu unit untuk gabungan Surface dan Surface Pro – data IDC


Tapi tak semuanya yang menyangkut Surface terlihat suram. Ballmer mengatakan bahwa Microsoft berusaha keras meyakinkan Instagram agar mau membikin aplikasi berbasis Windows Phone.

Penerus Surface juga tengah dikembangkan dan kabarnya bakal mengusung prosesor Snapdragon 800 dari Qualcomm yang merupakan SoC ARM terkencang saat ini.
Akankah Microsoft berhasil membalik peruntungannya di pasar tablet....?
Hanya waktu yang bisa menjawab.

Thursday 11 July 2013

Perbedaan Restart, Standby, Hibernate, Shutdown pada komputer


Pada tulisan kali ini saya mau berbagi mengenai perbedaan antara restart, standby, Hibernate dan Shutdown.
1. Shutdown
Kita pasti sudah tau fungsi daripada Shutdown, yaitu mematikan komputer secara keseluruhan. Semua komponen di dalam komputer (RAM, Hardisk, processor, dll) akan dinonaktifkan, yaitu dengam memutuskan aliran listriknya

2. Hibernate
Pada hibernate, komponen komputer akan dimatikan secara keseluruhan, sama seperti shutdown. Bedanya adalah bahwa sebelum dimatikan (sebelum mengosongkan RAM), isi dari memori atau RAM tersebut disalin ke hardisk terlebih dahulu. sehingga pada saat dihidupkan, tidak membutuhkasn waktu yang terlalu lama karena isi RAM sudah ada di hardisk
Hibernate juga menyimpan konfigurasi komputer sebelum dimatikan. Saat komputer dihidupkan kembali aplikasi yang masih terbuka sebelum hibernate akan kembali seperti sea kala (semula) jadi tidak takut akan kehilangan data. ini berbeda dengan Shutdown yang akan menhapus data Anda jika belum sempat disimpan. Namun tidak semua sistem operasi menyediakn fitur hibernate ini dan tidak semua komputer juga dapat di hibernate oleh sistem operasi.

3. Standby
Pada kondisi stand by (kalo di Linux disebut Suspend) *klo nggak salah ia :D , komputer tidak dimatikan secara keseluruhan. Semua komponen diputus aliran listriknya kecuali RAM (mungkin Processor). Modus Stand by masih menggunakan listrik untuk memberi daya pada RAM, berbeda dengan Shutdown dan Hibernate yang memutuskan aliran listrik secara keseluruhan. Untuk menghidupkan komputer kembali dari modus stand by jauh lebih dibandingkan hibernate karena isi RAM masih dipertahankan.

4. Restart
Ini tentu kita semua mengetahuinya, pengertiannya dakah mematikan koputer secara shutdown dan menghidupkannya secara otomatis.

Tuesday 2 July 2013

Pagelaran Seni dan Budaya Simalungun di TMII

Postingan kali ini saya mau berbagi mengenai Pagelaran Seni dan Budaya Simalungun yang pernah saya ikuti di TMII. Pada kali ini ketepatan saya menjadi koordinator dari Cikarang, namanya juga koordonator pasti mengkoordinasikan kegiatan yang ada di Cikarang untuk kegiatan  pagelaran ini. Saya mengajak teman-teman pemuda yang ada di Cikarang untuk latihan manortor dan latihan bernyanyi. Postingan ini khusus membahas/menceritakan latihan-latihan yang kami lakukan di Cikarang, tepatnya kami melakukan latihan di GKPS Cikarang. Latihan demi latihan kami lakukan khususnya latihan tor tor Haroan Bolon dan Latihan lagu Habonaron do Bona. Ahap Simalungun di Cikarang masih kuat, khususnya teman-teman pemuda yang saya kenal sekarang ini. Ketika pertama kali mengutarakan untuk mengajak mereka menari di acara pagelaran itu semua begitu bersemangat. menyatukan komitmen dan jadwal latihan... hehe begitu bersemangat.
Aku akan bagi foto-foto nya buat kawan kawan pembaca supaya bisa jadi penyemangat....
"Lang marnaloja anggo na marSimalungun on" hehe... :)
Pagelaran ini diselenggarakan oleh Lembaga EHAMSI (Etah Ham Mambangun Simalungun) 
Terlepas dari siapa penyelenggaranya, kami dari pemuda/i Cikarang sangat mendukung setiap kegiatan yang melestarikan Budaya Simalungun. Aha na tarbahen hanami pasti ibahen hanami ibagas toruh ni uhur. :) itu sudah komitmen kami pemuda/i Cikarang.


Semua kawan-kawan berusaha menampilkan tor tor dan lagu Simalungun semaksimal mungkin. Banyak pengorbanan dalam hal mengikuti pagelaran ini, baik capek secara fisik terkuras secara finansial,,,, hehe tetapi menyenangkan.... 
kalo saya hubungkan dengan prinsip yang saya pegang selama ini "Ibagas Halojaon ai do dapot au Malas ni Uhur"
Maksud dari Malas ni Uhur ini adalah bahwa ada suatu kepuasan tersendiri ketika sudah menyelesaikan sesuatu yang bisa dikatakan sulit. :) 
Hobonaron do Bona

HORAS

Monday 1 July 2013

PACARAN ATAU TEMENAN DULU YA?

Udah sebulan belakangan ini, perasaan Jerry nggak karuan, yang nempel di pikirannya cuman Siska, Siska, dan Siska. Bahkan kalo didengerin degup jantungnya pasti bunyinya: Sis-ka-sis-ka-sis-ka.. Kebiasaan Jerry pun sekarang berubah, yang biasa ke sekolah jarang mandi (upppss!) en jarang ganti kaos kaki, sekarang mendadak berubah 270,6 derajat jadi rajin mandi plus pake minyak wangi pula, nggak ketinggalan rambut always wetlook.

Hari demi hari perasaan itu makin hebat, sampai Jerry nggak tahan lagi buat nembak Siska malam minggu ini. Setiap malam doi latihan depan cermin, dia baca buku ‘1001 Cara Nyatain Cinta Dengan Baik dan Benar’. Gosip soal Jerry naksir Siska udah nyampe ke kelas-kelas lain.

Hari H pun tiba. “Sis, aku mau ngomong sesuatu sama kamu. Enggak tahu kenapa, aku... aku... aku tuh belakangan ini mikirin kamu terus, mmmm... aku rasa aku udah jatuh cinta sama kamu, aku sayang sama kamu, kamu mau nggak jadi pacar aku???, kamu nggak usah jawab sekarang kalau belum siap.” Wajah Siska jadi merah maroon merona, “Mmm, aku nggak bisa jawab sekarang Jer, aku kudu mikir-mikir dulu, kasih aku kesempatan untuk berpikir ya Jer”, jawab Siska lembut, selembut pantat bebek.

Dua minggu lewat dua hari lebih tigapuluh menit empatpuluh tujuh detik Siska mikirin pernyataan Jerry. Terima... enggak... terima... enggak..., “Aduhhh! Gua sebenarnya naksir juga sih sama si Jerry, tuh cowok lumayan manis, mana main basketnya jago lagi, baik budi dan tidak sombong, jagoan lagipula pintar, o Boy!”, pikir Siska. “Hayooo! Lagi ngelamun ya!”, teriak Gina, kakaknya Siska, membuyarkan lamunannya. “Iiihhh ngagetin aja”, sungut Siska, “...iya nih Kak, dua minggu lalu Jerry nyatain ke aku, mmm... aku terima atau enggak yach?”

“Sis, bukan Kakak mau ngelarang kamu pacaran... tapi apa kamu nggak terlalu dini untuk membina hubungan dengan cowok?” ujar Gina nasehatin, “...Kakak punya 3 alasan kenapa kamu nggak usah pacaran dulu. Ada banyak hal positif yang bisa kamu dapet dalam proses pertemanan dibanding proses berpacaran”.

Mau tau tiga alasan yang dibilangin ama Gina?

1. Kalo kita belum punya pacar, kita punya kesempatan buat berteman lebih luas.Dalam pertemanan, kita dapat lebih bebas ngejalin hubungan sama teman-teman kita yang lainnya, termasuk lawan jenis sekalipun. Coba bayangin aja, kalo kita udah punya pacar, pasti kita bakalan ngebatasin diri dengan teman lawan jenis, dan lebih menghabiskan waktu sama pacar kita dong!

2. Kalo kita masih sendiri, kita bisa ngembangin potensi diri lebih maksimal. Kalo kita nggak buru-buru berpacaran, tentu kita bakalan bisa lebih fokus ke dalam potensi yang ada dalam diri kita. Kita bisa mengembangkannya dengan maksimal. Tul nggak?

3. Kemungkinan buat kita berprestasi lebih meningkat. Kita bisa lebih berprestasi dalam studi, mengasah skill dalam hobi-hobi, dan sejenisnya tanpa harus dipusingkan dengan hadirnya pacar.
           
Siska merengut. “Tapi kak, diantara teman se-gankku, cuma aku yang belum pernah pacaran, idih... entar aku dianggap nggak gaul lagi! Lagian Kak, Kakak emang belum ketemu si Jerry aja, kalo kakak udah ketemu pasti kakak juga kesengsem, anaknya lumayan manis, badannya tinggi, jago main basket, humoris, tidak merokok, tajir pula hehe, pokoknya kriteria gue banget lah!”.

“Huh, dasar matre! Hehe. Duh adikku sayang, kamu ngerti nggak sih tujuan pacaran?” ujar Gina sambil nyubit pipi Siska. “Pacaran tuh gunanya supaya kamu bisa saling bersosialisasi artinya lebih kepada kebersamaan yang dilalui bersama-sama dengan pasangan kamu, misalnya melakukan hobi bersama, jalan-jalan bersama, ngobrol-ngobrol, makan, dan sebagainya. Di sini kita harus membangun kebersamaan itu dengan hal- hal yang positif, agar proses berpacaran itu dapat berjalan dengan baik. Inget pacaran itu bukan untuk coba-coba tapi untuk pemilihan pasangan hidup”

Betul itu. Masa berpacaran adalah masa yang tepat buat menyeleksi calon pasangan hidup kita. Apakah dia memang pribadi sesuai dengan yang kita harapkan, atau ternyata dia jauh dari yang kita harapkan, atau mungkin dia memiliki kepribadian yang buruk (misalnya suka bohong, minum-minuman, suka marah, egois, dan sebagainya). Di sinilah saat yang tepat bagi kita untuk menyeleksi lalu menjatuhkan pilihan terhadap pasangan kita, buat nantinya kita mantap sampai pada tahap pernikahan.

“Jadi Sis, bertemanlah terlebih dahulu secara luas, agar nggak kejebak dalam keinginan berpacaran yang begitu besar, lagian kalo dari sekarang pacaran kemungkinan terjebak dalam dorongan/gejolak seksual sangat besar. Tanpa pertemanan terlebih dahulu, kita dapat terjebak ke dalam nafsu birahi/gairah seksual saja. Keintiman, saling menghargai, dan kekokohan suatu hubungan, sangat ditentukan oleh proses yang benar. Kalo proses berpacarannya nggak bener, maka dapat dipastikan nggak bakalan tahan lama deh!” So, sabar aja, tunggu waktunya Tuhan. Segala sesuatu pasti indah pada waktunya. Mendingan kita bergaul dengan banyak teman sepuas-puasnya, mumpung masih muda! (fpk) 


gfreshmagazine.blogspot.com